tak ada yang bisa disalahkan, toh Letta pun telah berhenti menyalahkan dirinya sendiri atas pengkhianatan yang ia lakukan. tak ada lagi usaha mencairkan ketegangan diantara keduanya,
baik dari Letta atau bahkan dari sahabat-sahabat kedua nya. seakan segalanya hanya menunggu waktu yang berkata.
jauh dilubuk hati Letta, ingin sekali terbangun, dan menyadari Niki tak pernah meninggalkannya.. namun kalaupun ini tidur, ini bahkan tidur yang panjang. dan seburuk apapun mimpi yang terjadi, tak mampu membuat keduanya terjaga. sejujurnya Letta ingin berbagi kebahagiaannya -murni kebahagiaan seorang sahabat tanpa embel-embel khianat dan sakit hati- saat ini pada sahabatnya yang manis itu, tapi ia sadar tanpa membaginya pun sahabatnya yang manis telah sangat terluka atas sikapnya. Letta sadar betul kesalahannya, namun tak ada yang bisa ia lakukan selain itu semua. semua begitu terasa berat di sisi Letta. dan Letta benar benar putus asa, kini ia hanya berdoa Niki dapat memahami keadaannya.
***
Niki berjalan melintasi Letta tanpa bersusah payah menganggap Letta ada disana. matanya masih tajam, bibirnya terkatup rapat dan berusaha sebiasa mungkin berjalan. sakit hatinya masih begitu dalam, dan bimbang harus berlaku apa, sedang penat dalam pikirannya.
Niki tak sengaja melihat Rana. Rana yang telah merebut hatinya, sekaligus merebut hati sahabatnya, yang kini melihat lekat ke arah Letta menabur senyum penuh makna. Rana yang tak pernah membalas perhatiannya bahkan kini dengan lancang menghancurkan hatinya dan merenggut persahabatannya. Niki tau pasti tak ada yang bisa dipaksakan. tapi ia tetap tak mengerti, mengapa Letta? Mengapa Rana? mengapa semua ini dibalas dengan memilih? haruskah memilih Letta untuk berada dengan Rana?
Niki tak sengaja melihat Rana. Rana yang telah merebut hatinya, sekaligus merebut hati sahabatnya, yang kini melihat lekat ke arah Letta menabur senyum penuh makna. Rana yang tak pernah membalas perhatiannya bahkan kini dengan lancang menghancurkan hatinya dan merenggut persahabatannya. Niki tau pasti tak ada yang bisa dipaksakan. tapi ia tetap tak mengerti, mengapa Letta? Mengapa Rana? mengapa semua ini dibalas dengan memilih? haruskah memilih Letta untuk berada dengan Rana?
kini bahkan Niki tak tau siapa lagi yang harus dipercayai. harus kah? haruskah bertahun tahun perasaan yang ia jaga antara kasih pada sahabat lucunya dan pada lelaki itu hancur tak terhingga disaat yang sama? mengapa terjadi pada ku? tak bisa kah kau berubah pikiran Letta? tak bisa kah kau menarik waktu dan tidak membiarkan perasaan mu tumbuh sesubur ini? apa salah ku hingga kau setega ini? pernah kah ku menyakitimu sedalam saat ini? sungguh ku sayang kau, tak mungkin ku se-kecewa ini bila ku tak sayang.. kita biarkan doa dan waktu yang menjawab, seiring luka ku yang tak tau kapan akan mengering..
bukan.. bukan karna ku menghukummu,hanya karna aku sama bingungnya denganmu..
bukan.. bukan karna ku menghukummu,hanya karna aku sama bingungnya denganmu..
*****
No comments:
Post a Comment